SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, mencatat kasus gizi buruk terbanyak berada di Kecamatan Kasemen. Dari total 112 kasus, 31 diantaranya merupakan kasus gizi buruk yang dialami oleh anak di Kecamatan Kasemen.
Kepala Dinkes Kota Serang, Ahmad Hasanuddin, mengungkapkan bahwa dirinya tidak menampik akan kondisi tersebut. Sebab, kasus gizi buruk terjadi karena beberapa faktor diantaranya pengetahuan, pola makan, ekonomi.
“Paling banyak kecamatan Kasemen, saya tidak bisa memungkiri kalau ada yang bilang kasemen tertinggi gizi buruk. Kondisi tersebut terjadi karena banyak faktor, mungkin dari pengetahuan, pendidikan, pola makan, pola asuh, ekonomi,” ujarnya, Selasa (10/5).
Meskipun demikian, Ahmad Hasanuddin mengklaim secara umum kasus gizi buruk di Kota Serang mengalami penurunan.
“Alhamdulillah sekarang sudah mengalami penurunan. 112 data per Januari 2022,” ucapnya.
Oleh karena itu, dirinya mengimbau agar para orangtua mau mempelajari apa saja yang harus diberikan kepada anak mulai dari usia kandungan hingga anak dilahirkan dan dibesarkan. Apabila belum waktunya anak-anak diberi makan nasi, tentu jangan, terlebih ciki.
“Yang seperti itu jadi akhirnya menjadikan salah pola asuh, salah memberikan makanan dan lainnya,” terangnya.
Ia menegaskan, penanganan gizi buruk bukan hanya tugas Dinkes semata. Dinas-dinas lain juga diharapkan bersama-sama turut membantu untuk menanggulangi gizi buruk.
“Sejauh ini baru Dinas pertanian yang sudah berkontribusi bersama-sama menanggulangi gizi buruk, jadi kita terpadu. Kemudian dari Dinkes sendiri untuk setiap gizi buruk ada upaya kepada Puskesmas membekali kader-kader dan membekali petugas tenaga pelayanan gizi (TPG) dengan bekal F100,” jelasnya.
Untuk menanggulangi kasus gizi buruk, Dinkes Kota Serang sudah menyiapkan F100 . F100 merupakan cairan nutrisi yang kaya akan gizi ini yang diberikan setiap 2 jam sekali.
“Caranya seperti memberikan setiap 2 jam sekali satu sachet, untuk balita kami juga menyiapkan biskuit dan kami juga sudah memberikan kepada penderita. Ada juga penyuluhan, agar pola makan terhadap anak-anak tidak salah,” tandasnya.(Red)









