[Catatan indah di Mekah dan Madinah]
Oleh : Ahmad Nuri
Tulisan di ilhami dari proses perjalan spiritualitas trasedental ibadah umroh bersama Ketua Umum PP GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas dan PW GP Ansor se-Indonesia. Dalam proses itu penulis menyaksikan langsung bagaimana H. Yaqut Cholil Qoumas yang sering di sapa Gus Yaqut memiliki aura pemimpin masa depan, terlihat dari bagimana sikap Gus Yaqut dan sambutan umat Islam dari belahan dunia yang ada Mekkah dan Madinah.
Aura Gus Yaqut sebagai pemimpin masa depan bukan hanya dirasakan dan dilihat oleh penulis saja tapi hampir seluruh ketua PW GP Ansor berbisik lirih sambil diskusi tipis merasakan betul hal yang sama saat mengikuti prosesi ibadah umroh. Semua prosesi umroh yang bersinggungan dengan banyak orang justru membuktikan Gus Yaqut terlihat begitu merengkuh proses spiritualitas trasedental tersebut yang memunculkan spiritualititas politik personal dengan aura pemimpin otentik bagi masa depan Indonesia bahkan dunia.
Dalam hal spiritualitas trasedental Gus Yaqut terlihat begitu khusu dengan doa-doa untuk kemasalahatan dan kemajuan Indonesia terlebih dalam hal persiapan melaksanakan Ibadah Haji. Sementara dalam dimensi spiritualitas politik terlihat betul bagaimana Gus Yaqut begitu terlihat egaliter, humanis dan inklusif menyapa atau disapa oleh jamaah yang menghampiri beliau untuk berinteraksi dengan penuh perhatian dan kasih sayang pada meraka.
Lebih jelas penulis menyaksikan Aura Kepemimpinan Gus Yaqut ketika tiba di Kota Madinah tempat hijrah nabi, tempat nabi memimpi perubahan, medan perjuangan nabi untuk memberikan cahaya kebenaran atas nama Tuhan yang maha rahim bagi umat manusia.
Oleh karena itu Bagi Gus Yaqut Madinah adalah Kota Indah dalam romansa sejarah pembebasan bagi umat manusia yang berhasil melepaskan diri dari watak jahiliah harus terus di download kesejarahan untuk mendapat syafaat Kanjeng Rosul baik dalam perjalan kehidupan sampai kelak di yaumil akhir.
Penulis melihat, bahwa pemimpin masa depan seperti Gus Yaqut begitu bahagia dan ceria akan ketemu kekasih dan pujaan hatinya yang selama ini dirindukan dan diteladaninya dalam pergulatan kepemimpinan Gus Yaqut, pemimpin masa depan terus meletakan sejarah dan nabinya untuk tabarukan yang kelak dijadikan sandaran dalam memimpin perubahan sesuai dengan kontek zamannya.
Ditengah tanah tandus tapi berlumur cinta Ada senyum dan kehangatan muncul dari diri Gus Yaqut terbukti ketika akan memasuki masjid Nabawi untuk sholat Asyar berjamaah, ziarah ke makbaroh Kanjeng Nabi Muhamad SAW serta bermunajat di Raudhoh bersama umat Islam lainnya, dengan gaya khas Gus Yaqut memegang pundak sebagian kader dan penulis yang membuktikan bahas Gus Yaqut sangat rindu ingin memeluk sang nabi akhir Zaman yang selalu mencinta umatnya sampai dunia dan akhirat.
Di sepanjang perjalanan menuju tempat sholat di masjid Nabawi banyak Jamaah yang akan melaksanakan ibadah solat berjemaah selalu menyapa dan mengajak beliau untuk berfoto dan sekedar bertanya bagaimana khabar Gus Yaqut dan bagimana situasi Indonesia dari jamaah yang lain dari banyak ragam bangsa seperti dari Malaysia, India, Mesir, Pakistan, Turki bahkan umat Islam negara-negara Eropa lainnya .
Penulis melihat ada getaran cinta dari sesama manusia lainnya pada Gus Yaqut meski beda bangsa beda negara tapi cinta mempertemukan sifatnya di pusaran terindah tempat orang yang paling mulia penuh cinta di semayamkan, yaitu peraduan sang nabi yang tidak pernah dendam dicaci, nabi yang selalu mencinta meski selalu dibenci, nabi yang tak pernah membalas cacian dan hinaan pada pribadi kecuali pada agama dan negeri.
Melihat Gus Yaqut menghadap dan tawasul di dekat makam Rosullah, penulis teringat ketika melihat Gus Yaqut memberikan motivasi pada kader Ansor Banser Banten di ponpes Bani Latif Cibeber Banten,
Berkatalah Gus Yaqut, “rosullah dalam berdakwah selalu mendapat hinaan dan cacian tapi beliau tidak pernah membalas dengan hal yang sama tapi dengan terus menerus menunjukkan jalan kebenaran samapi orang-orang sadar bahwa kita sedang memperjuangkan kebenaran
Gus Yaqut begitu mencintai rosul dengan terus meneladani dan memperkatakan cintanya itu pada kader dan umat, terlebih dalam perjalanan kehidupannya Gus Yaqut senantiasa terus berusaha menjadi pemimpin dengan sifat-sifat kenabian yang senantiasa sidik, amanah, tablig dan patonah mengalir dari perjalanan kehidupan Gus Yaqut yang tidak lepas dari nasab dan sanat keilmuan keluarga besar Gus Yaqut sambung sampai ke rosulullah.
Sifat- sifat sang nabi ini lah yang terus diteladani sekaligus digerakan oleh Gus Yaqut baik dulu sebagai kepala daerah, anggota parlemen, hari ini sebagai ketum PP GP Ansor dan menjabat sebagai menteri Agama Rebuplik Indonesia. Tidak ada perubahan watak kepemimpinan Gus Yaqut dimana ruangan pengabdiannya dengan berpegang pada prinsip dimana bumi dipijak disitu langit dijungjung.
Dalam perjalanan memimpin dimanapun ruangnya Gus Yaqut memancarkan aura pemimpin egaliter, religius, berani dan selalu mengajak pada perubahan-perubahan yang berorientasi masa depan. Itulah sejatinya pemimpin masa depan, pemimpi yang tidak tercabut dari akar sejarah dan tradisinya tapi melompat melampaui perubahan itu sendiri.
Dalam soal nyali dan keberanian, Gus Yaqut meneladani keberanian Sang Nabi dalam berjuang untuk tidak pernah takut sedikitpun pada masalah yang dihadapi karen Gus Yaqut lahir dan tumbuh menjadi pemimpin organik dari bawah melakukan pergulatan panjang yang terus-menerus mengajak dan melakukan perubahan untuk kepentingan orang banyak, Gus Yaqut ketika memipin tidak pernah metik jabatanya untuk kesenamgan dirinya dimanapun ruangnya. Gus Yaqut selalu mementingkan orang banyak dari pada hanya sekedar kebahagiaan dirinya dan jabatanya.
Sangat betul hasil diskusi diskusi antara Gus Adung dengan beberapa ketua termasuk penulis berkata bahwa Gus Yaqut adalah pemimpin yang selalu gelisah ketika belum memberikan manfaat buat orang banyak dan sangat ingin memiliki legecy bahwa Kebijakan dan kerjanya benar-benar memilik kebermanfaatan tinggi dan implikasi konstruktif bagi kemajuan yang dipimpin sehingga menjadi rule mode pagi perubahan lainnya.
Akhirnya betul bahwa pendapat sebagian orang termasuk penulis pemimpin masa depan, dialah yang senantiasa tidak takut pada perubahan tapi sangat dengan dekat tradisi, budaya dan kesejarahan. Dia tidak pernah mundur pada tantangan tapi menghadapinya dengan tenang, dia tidak pernah larut pada kesenangan tapi memberikan kesana itu melarut bersama yang dipimpinnya. Dia tidak pernah takut pada gelombang dan badai karena dalam perjalananya berlari bersama gelombang dan badai itu, baginya gelombang bagikan gerimis mengundang menambah oase Gus Yaqut untuk menjadi pemenangn dalam kepimpinan masa depan.
Insya Allah….