SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, mencatat sebanyak 72 anak di Kota Serang putus sekolah dikarenakan perilaku bullying.
Kepala Dindikbud Kota Serang, Tb Suherman mengatakan, sebanyak 72 anak mengalami putus sekolah lantaran menjadi korban perundungan di sekolahnya, baik tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).
“Kemaren yang kita catat dari setiap sekolah ada 72 orang yang menjadi korban bullying dan asal muasal mereka tidak mau sekolah itu karena itu, yang melakukan itu temannya sendiri,” katanya, Senin (21/8/2023).
Berdasarkan pemetaan wilayah, kata dia, dari enam kecamatan di Kota Serang, terdapat tiga kecamatan yang paling banyak menyumbang anak putus sekolah, yakni, Kecamatan Kasemen, Walantaka dan Curug.
“Saat ini ada tiga kecamatan yang memang banyak anak putus sekolah. Ada di kasemen, walantaka, dan curug,” ujarnya.
Suherman menuturkan, pelaku bullying di lingkungan sekolah cukup beragam, mulai dari teman sekolah hingga guru sendiri yang melakukan bullying kepada siswanya. Tindakan bullying, kata Suherman, menjadi ancaman tersendiri bagi pendidikan di Kota Serang.
“Penyebabnya saat wawancara kemaren itu ada faktor bullying dia males sekolah karena ada bullying,” ujarnya.
Ia mengatakan, jika ada guru yang melakukan bullying kepada siswanya akan mendapatkan sanksi hingga pemecatan.
“Guru juga yang melakukan itu akan kita proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku, BKD akan memberikan sanksi disiplin kepada guru yang melakukan bully,” katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya saat ini sudah menggaet TP2TPA untuk sosialisasi di lingkungan sekolah kepada siswa dan guru agat tidak melakukan bullying.
“Sosialisasi kepada guru-guru, sosialisasi kepada kepala sekolah agar tidak terjadi bullying, itu salah satu yang sedang kita usahakan,” tandasnya. (Red)