SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten mencatat pertumbuhan signifikan pada sistem pembayaran non-tunai selama triwulan ketiga tahun 2025. Kinerja positif terlihat baik pada layanan kliring nasional (SKN-BI), sistem BI-RTGS, maupun penggunaan QRIS yang semakin meluas di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Banten, Ameriza M Moesa menjelaskan, peningkatan terjadi pada kanal pembayaran SKN-BI yang secara nominal naik dari Rp6,69 triliun pada triwulan II menjadi sekitar Rp8 triliun di triwulan III 2025. Secara volume, transaksi juga tumbuh dari 157.185 menjadi 179.503 transaksi.
Sementara pada sistem BI-RTGS, nominal transaksi tercatat mengalami sedikit penurunan dari Rp251,92 triliun menjadi Rp246,47 triliun. Namun dari sisi volume justru meningkat dari 45,52 juta menjadi 52,80 juta transaksi.
“Pergerakan ini menunjukkan aktivitas ekonomi tetap dinamis meski terjadi pergeseran pola transaksi antar segmen pengguna,” ujar Ameriza.
Perkembangan paling menonjol terlihat pada penggunaan QRIS yang kini menjadi kanal pembayaran populer di kalangan pelaku usaha kecil. Hingga posisi September 2025, transaksi menggunakan QRIS di Pulau Jawa mencapai Rp27,86 juta transaksi, dengan Banten berkontribusi sebesar Rp2,47 juta transaksi atau didominasi 96,07 persen oleh pelaku UMKM.
Secara keseluruhan, jumlah pengguna QRIS di Banten tumbuh 9,31 persen (year on year) atau setara dengan 3,2 juta pengguna, dengan proporsi pengguna usia produktif mencapai 34,48 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 25,74 persen.
Ameriza menambahkan, kawasan Tangerang Raya masih menjadi pusat aktivitas ekonomi non-tunai terbesar di Banten dengan kontribusi sekitar 73–75 persen merchant pengguna QRIS. Sementara itu, wilayah Kota Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak terus menunjukkan peningkatan meski belum sebesar di kawasan utara.
“Per September 2025, jumlah merchant QRIS di Banten tercatat mencapai 2,47 juta dengan pertumbuhan 25,21 persen. Volume transaksinya menembus 53,9 juta, sementara nilai transaksinya mencapai Rp4,6 triliun, mayoritas berasal dari UMKM,” jelasnya.
Sepanjang Januari hingga September 2025, volume transaksi QRIS di Banten mencapai 769,8 juta dengan nilai Rp68,8 triliun, tumbuh 76,61 persen year on year. Dengan capaian ini, Banten menempati posisi kelima nasional dalam kontribusi transaksi dan jumlah merchant, masing-masing dengan porsi 5,43 persen dan 5,98 persen.
“Pertumbuhan ini membuktikan masyarakat semakin merasakan kemudahan bertransaksi digital. QRIS kini menjadi game changer dalam mendukung efisiensi dan inklusi keuangan di Banten,” tandasnya. (Red)









