SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Warung Inflasi atau warung jaga bahan pokok (Warjok) yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dikeluhkan oleh sejumlah pedagang yang berjualan di Pasar Lama, Kota Serang.
Pasalnya menurut beberapa pedagang, langkah yang dilakukan oleh Pemkot Serang tersebut bisa membuat omzet pedagang menjadi menurun, bahkan membuat usaha mereka menjadi gulung tikar.
Salah satu pedagang di Pasar Lama, Santi Nainggolan mengatakan, bahwa dirinya sangat tidak setuju sekali dengan keberadaan warung inflasi yang berada di sekitar Pasar Lama lantaran barang-barang yang dijual lebih murah dibandingkan dengan warung lainnya.
“Yang pasti kita tidak setuju, karena jualnya lebih murah dari kita pedagang pasar. Bisa-bisa tidak ada yang belanja dong di warung kita, dan kita mau makan apa,” ujarnya, Jumat (3/1/2025).
Kekhawatiran yang disampaikan Santi bukan tanpa sebab, pasalnya sebelum keberadaan warung inflasi, pembeli yang singgah di Pasar Lama Kota Serang cenderung sudah sepi.
“Bisa dilihat sendiri, dari pagi warung saya ini belum ada yang beli. Apalagi ada warung begitu yang jualan lebih murah, bisa mati lah kami ini mau makan apa,” katanya.
Meski hanya beberapa meter dari lapak jualannya, Santi mengaku, tidak mengetahui terkait kegiatan peluncuran warung inflasi yang dilakukan oleh Pemkot Serang.
“Tidak tahu, karena tidak ada undangan ke kami. Harusnya kan pedagang sekitar di kasih tahu,” ucapnya.
Dirinya berharap pemerintah juga memperhatikan keluhan pedagang, dan mencarikan solusi agar harga-harga kebutuhan pokok di pasar dapat stabil.
“Harapannya pemerintah kasihan juga ke kita, kami kan juga ada alasan kenapa misalnya jual harga minyak itu Rp18 ribu, karena ngambilnya saja sudah Rp17 ribu,” katanya.
“Harusnya carikan solusi supaya pedagang jualannya itu dengan harga normal, bukan buat warung murah yang bisa mematikan pedagang di sekitar. Atau jangan jual eceran ke masyarakat,” imbuhnya.
Hal senada dikatakan pedagang lainnya, Rahmat, ia mengaku keberatan terhadap keberadaan warung inflasi yang berada di sekitar tempatnya berjualan. Sebab warung inflasi yang menjual harga kebutuhan pokok di bawah pasaran, dapat berdampak buruk terhadap para pedagang.
“Kalau jualnya berbeda dengan harga pasar dan lebih murah, sudah pasti terganggu lah. Kita pasti berat, dan jualan kita pasti tidak akan laku kalah begitu,” ujarnya.
“Jadi ya harusnya ngikutin harga pasaran dong, kalau lebih murah begitu bisa-bisa pedagang di sini gulung tikar semua,” sambungnya.
Pria yang berjualan persis di samping warung inflasi tersebut, mengaku tidak mengetahui terkait keberadaan warung inflasi yang baru saja diresmikan tersebut.
“Saya kira ada tadi acara bazar atau pasar dadakan gitu, karena tidak sosialisasi apapun ke pedagang,” ucapnya.
Meskipun pedagang diperkenankan mengambil stok barang di warung inflasi, dirinya mengaku tetap keberatan.
“Sebab kan ketika orang-orang sudah tahu di situ lebih murah walau selisihnya seribu rupiah, ya pasti beralih. Kecuali mereka tidak melayani eceran atau tidak menjualnya ke warga,” tuturnya.
Dirinya berharap Pemkot Serang juga memperhatikan nasib para pedagang, dengan memerintahkan kepada pengelola warung inflasi untuk menyesuaikan dengan harga pasar.
“Sebab kalau di bawah harga, kita mau jualan apa. Ditambah lagi keberadaannya juga ada di wilayah sini, seperti yang saya sampaikan tadi bisa-bisa pedagang semuanya gulung tikar,” tandasnya. (Red)