SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Dari 60 Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta yang berada di Kota Serang, baru 36 SMP yang telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Dikatakan Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, melihat dari sisi fasilitas dan protokol kesehatan yang dijalankan, semuanya dinilai telah sesuai dengan aturan atau kebijakan dari pemerintah.
“Alhamdulillah, baru ada 36 SMP negeri dan swasta yang melangsungkan PTM. Maka, kami meninjau beberapa SMP ini untuk memastikan protokol kesehatannya apakah sudah dijalankan,” katanya, Senin (6/9/2021).
Berdasarkan pantauan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, terutama SMP Negeri 10 Kota Serang sudah layak untuk melaksanakan PTM.
“SMP 10 ini sudah melaksanakan PTM, dan Alhamdulillah sudah kami lihat, menurut Kadinkes sudah layak. Mudah-mudahan tidak terjadi kerumunan nantinya,” ujarnya.
Menurut dia, bagi siswa yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 tetap diperbolehkan untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Namun, bukan berarti dibebaskan begitu saja, akan tetapi siswa yang bersangkutan pun akan melakukan vaksinasi.
“Tidak, tetap boleh sekolah (tatap muka), dan sebetulnya dia (siswa) mau vaksin. Jadi tinggal ke puskesmas saja nanti, tentunya tidak mengganggu aktivitas belajar,” ucapnya.
Sebagian SMP yang belum melaksanakan PTM, dikatakan Subadri, ada beberapa faktor yang menjadi kendala. Seperti sarana, prasarana, dan fasilitas, hingga persoalan vaksinasi pelajar yang belum terealisasi secara menyeluruh.
“Mungkin kesiapannya belum. Dari prokesnya, hingga sarana dan prasarananya. Kemudian kan masih ada SMP yang siswanya mayoritas belum divaksin,” tuturnya.
Berdasarkan persentase, pelajar yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 di Kota Serang mencapai sekitar 60 persen.
“Terakhir itu siswa yang sudah divaksin sekitar 56 persen, tapi hari ini ada tambahan jadi sekitar 60 persenan yang sudah divaksin,” kata Subadri.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kota Serang Meti Istimurti mengatakan, pelaksanaan PTM di lingkungan sekolahnya dilakukan secara bergantian atau ‘shifting’.
“Seperti pembelajaran pertama dari jam 08.00 WIB sampai jam 09.00 WIB, kemudian jeda satu jam, dan dimulai jam 10.00 WIB sampai jam 11.00 WIB. Setiap hari akan seperti itu, dengan kapasitas siswa per kelas 50 persen dari jumlah siswa,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihak sekolah juga memberikan beberapa aturan kepada siswa dan orang tua agar tidak mengantar jemput anaknya hingga masuk ke lingkungan sekolah.
“Tentu ada prokesnya, tidak boleh berkerumun. Kemudian orang tua tidak boleh masuk ke lingkungan sekolah, hanya dropping saja. Dan kami memfasilitasi siswa dengan memberikan masker,” tuturnya. (Red)