Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten, Eli Susanti.

SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Kekayaan bahari di Provinsi Banten hingga saat ini masih menjadi primadona untuk menunjang perekonomian masyarakat. Apalagi, potensi yang ada pun sangat baik. Kendati demikian, pengelolaan kekayaan bahari tersebut diakui masih lemah.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten, Eli Susanti, mengatakan bahwa potensi kelautan dan perikanan di Banten sangat potensial. Hal itu karena Banten dikelilingi oleh tiga laut yang berbeda, sehingga kekayaan baharinya pun melimpah.

“Ada penelitian dari IPB bahwa daerah selatan itu merupakan pertemuan antara dua arus, dimana secara keilmuan potensi ikan itu tidak akan habis,” ujarnya,

Kendati memiliki potensi yang baik, namun Eli mengakui bahwa potensi tersebut belum bisa dioptimalkan. Terbukti dengan masih banyaknya masyarakat pesisir yang belum sejahtera.

“Permasalahannya adalah, apakah kita sudah mengoptimalkan? Jujur saja, belum. Karena indikasinya adalah kesejahteraan nelayannya secara keseluruhannya belum sejahtera,” ungkapnya.

Menurut Eli, pihaknya terus menggali upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Salah satunya dengan memperbaiki sarana-prasarana pelabuhan, memperbaiki sumber daya ikan di laut dengan re-stocking dan menanam mangrove yang merupakan habitat dari ikan.

“Kami juga memberikan pelatihan, bukan hanya kepada nelayan saja. Namun juga kepada pelaku usaha pengolah ikan. Karena kan ini salah satu rantai ekonominya, setelah ditangkap atau dibudidayakan, akan diolah untuk meningkatkan nilai ekonominya,” ucapnya.

Ia menuturkan bahwa dalam satu tahun, produksi ikan di Provinsi Banten bisa mencapai 300 ribu ton. Itu pun masih belum menghitung kebocoran data lantaran banyaknya tempat pelelangan ikan yang tidak terdaftar.

“Setiap tahunnya itu hasil tangkapan ikan di wilayah Provinsi Banten mencapai 300 ribu ton. Itu dari berbagai pelabuhan. Bisa lebih besar, karena ada beberapa Tempat Pelelangan Ikan yang tidak terdaftar,” tandasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini