SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Bahasa khas yang dimiliki oleh Kota Serang yakni bahasa Jawa Serang atau biasa disebut bahasa Jaseng kini terancam eksistensinya. Majunya teknologi informasi dan komunikasi serta pengaruh globalisasi dinilai menjadi penyebab utama tergerusnya penggunaan bahasa Jaseng di masyarakat.
Salah satu tokoh masyarakat Kota Serang, Amas Tajudin mengatakan, tergerusnya bahasa Jawa Serang terjadi karena kurangnya kesadaran dan minat masyarakat untuk menggunakan bahasa Jaseng dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau melihat statistik penggunaan dari unit terkecil keluarga yang semula semua berbahasa babasan, di luar rumah ternyata banyak menggunakan selain bahasa Jawa Serang, termasuk di sekolah-sekolah,” ujarnya, Senin (4/9/2023).
Tergerusnya bahasa Jawa Serang, kata Amas, juga karena maraknya penggunaan media sosial dan platform digital, akibatnya masyarakat cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dalam aktivitasnya.
Kondisi tersebut juga diperparah oleh minimnya upaya pelestarian dan pengembangan bahasa Jawa Serang dari pemerintah daerah maupun institusi pendidikan.
“Mungkin kita hanya bisa melihat beberapa sekolah yang muatan lokal menggunakan bahasa Jawa Serang oleh karena itu kalau ditanyakan, bahasa Jawa serang ini menurun tingkat penggunaannya dan menurun penguasaan babasan oleh warga Kota Serang itu sendiri,” katanya.
Menurutnya, ketika bahasa Jawa Serang tidak diajarkan secara formal di sekolah, maka generasi muda tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari, memahami, dan menggunakan bahasa Jaseng di kehidupan sehari-hari.
“Saya kira masyarakat Kota Serang kehilangan jati diri budaya dalam berbahasa, mengapa kita mengejar ingin bisa berbahasa asing Arab dan Inggris, tetapi meninggalkan bahasa ibu seperti bahasa Babasan serang, oleh karena itu agar ini tidak ditinggalkan dan ada di kehidupan sehari-hari maka lestarikan lah dengan menggunakan bahasa Jaseng dalam sehari-hari,” ucapnya.
Amas Tajudin berharap pemerintah daerah dapat lebih serius dalam melestarikan bahasa Jawa Serang. Hal ini perlu dilakukan agar generasi muda dapat memiliki kesadaran dan kemampuan untuk menggunakan bahasa Jawa secara luas.
“Kami menyampaikan dan juga mengajak mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan dan kebijakan pemerintah dan non pemerintahan di Kota Serang agar dapat menggunakan bahasa Jawa serang dalam soal komunikasi dengan warga baik keseharian maupun dalam kegiatan resmi,” katanya.
Amas mengatakan, penggunaan bahasa Jawa Serang juga penting untuk menjaga identitas budaya Kota Serang sebagai bagian tak terpisahkan dari keunikan Indonesia.
“Siapa lagi yang akan membangun bahasa Jaseng kalau bukan orang Serang, saya merasakan betapa hari ini bahasa Jawa serang ditinggalkan oleh masyarakat Kota Serang sendiri, oleh karena itu melalui saluran yang ada melalui kegiatan apapun dari pemerintah kegiatan kemasyarakatan mari kita budayakan kembali menggunakan bahasa Jawa serang,” tandasnya. (Red)