SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Tepat hari ini Sabtu 5 Desember 2020, genap dua tahun kepemimpinan Syafrudin dan Subadri Ushuludin, pasca dilantik Gubernur Banten Wahidin Halim pada 5 Desember 2018 lalu. Namun, selama dua tahun kepemimpinan ‘Aje Kendor’ tersebut, konsep awal pembangunan Kota Serang dinilai masih jauh dari yang diharapkan.

Dikatakan salah satu tokoh pencetus berdirinya Kota Serang, KH. Matin Syarkowi, bahwa secara keseluruhan pembangunan Kota Serang masih berjalan di tempat. Kemudian, konsep setelah berdirinya Kota Serang menjadi tidak jelas.

“Kita lihat keseluruhannya tentu masih jauh api dari panggangnya. Infrastruktur saja masih jauh, masih jalan di tempat. Bahkan yang katanya satu tahun ini soal penerangan lampu jalan saja kita bisa lihat masih gelap,” katanya, Jumat (4/12/2020).

“Kota Serang mau dijadikan Kota seperti apa kekhasannya juga tidak jelas,” tambahnya.

Matin menjelaskan, awalnya Kota Serang akan dijadikan sebagai kota miniatur Banten atau sebagai etalese Provinsi Banten. Hal itu, menurutnya sesuai dengan Kota Serang sebagai ibukota provinsi. Sehingga, Kota Serang dapat menjadi pusat budaya dan peradaban Provinsi Banten.

“Bukan berarti pembangunan yang dilakukan menjadi percuma, hanya saja itu belum menggambarkan Kota Serang sebagai ibu kotanya Banten,” ujarnya.

Ia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang dapat melanjutkan perjuangan para pendiri Kota Serang, kembali kepada konsep awal menjadikan Kota Serang yang berbudaya dengan memahami sosial budaya Banten.

“Saya harap Pemkot Serang bisa open mindset. Cara pandang pemerintahnya bukan skop kecil Kota Serang tetapi skop Banten. Lalu memahami sosial Budaya Banten, bukan hanya Kota Serang saja, pasti maju, ” pungkasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini