SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang mengklaim kasus Stunting di Kota Serang mengalami penurunan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun.
Kepala Dinkes Kota Serang, Ahmad Hasanudin mengatakan, prevalensi stunting di Kota Serang berdasarkan data survei status gizi balita (SSGI) dan survei kesehatan Indonesia (SKI) mengalami penurunan secara signifikan. Mulai dari tahun 2019 sebesar 38,6 persen, kemudian turun menjadi 22,3 persen pada 2023 lalu.
“Tahun 2019 cukup tinggi, lalu turun tahun 2021 menjadi 23,4 persen. Namun, tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 23,8 persen, dan turun lagi tahun 2023 menjadi 22,3 persen,” ujarnya, Rabu (10/7/2024).
Untuk angkanya, kata dia, pada tahun 2020 jumlah anak stunting di Kota Serang sebanyak 2.799, kemudian turun menjadi 1.951 pada 2021 berdasarkan data dari elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM).
“Lalu turun kembali menjadi 1.536 pada 2022, dan tahun 2023 sebesar 1.214. Kemudian, turun lagi per Juni 2024 data terakhir sebanyak 732. Alhamdulillah turun terus,” tuturnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini Kecamatan Serang masih menjadi peringkat pertama dengan kasus stunting paling tinggi di Kota Serang, dengan jumlah sebanyak 309. Kemudian, Kecamatan Kasemen sebanyak 132 kasus stunting, Taktakan 128, Curug 78, Walantaka 49, dan Cipocok Jaya sebanyak 36.
“Kalau tingkat kelurahan, yang tertinggi itu di Kelurahan Kagungan sebanyak 52 kasus. Kemudian di Kelurahan Cipare sebanyak 39 anak stunting, Kelurahan Unyur 33, Kelurahan Kota Baru 29,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam ilmu kesehatan, anak yang terkena stunting memiliki beberapa kekurangan, terutama terhadap tumbuh kembang otak dan pertumbuhan fisik.
“Jadi, kalau anak tanpa stunting isi otaknya padat. Kalau yang stunting kepadatan sel-sel otaknya itu kurang. Makanya diperbaiki dengan pemberian makanan tambahan,” ucapnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Walikota Serang Yedi Rahmat mengatakan, Pemerintah Kota Serang menargetkan 14 persen penurunan stunting untuk tahun 2024. Hal itu sesuai dengan target dan instruksi dari Pemerintah Pusat untuk seluruh daerah di Indonesia.
“Target prevalansi penurunan stunting 2024 berdasarkan instruksi pemerintah pusat itu 14 persen. Mudah-mudahan tercapai,” ujarnya. (Red)